Selasa, 09 Juni 2009

. Selasa, 09 Juni 2009

HANDOUT KEWIRAUSAHAAN

Eny Kusumastuti


PERTEMUAN I

1. Pokok Bahasan : Wirausaha dan Prinsip-prinsip Wirausaha
2. Sub. Pokok Bahasan :
- Pengertian
- Peranan Wirausah
- Prinsip-prinsip Bisnis
- Prinsip-prinsip Wirausaha
3. Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah pertemuan selesai, mahasiswa mampu memahami pengertian dan peranan wirausaha.


4. Wirausaha
4.1 Pengertian Wirausaha

Wirausaha bila ditinjau dari etimologinya berasal dari kata ”wira” dan ”Usaha”. Kata ”wira” berarti ”teladan” atau patut dicontoh, sedangkan ”usaha” berarti ”kemauan keras”, memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan ”seorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan hidup”. Dengan demikian seorang wirausaha dapat dideskripsikan sebagai seorang yang mempunyai:
a. Wawasan komersiil dan kesadaran akan pasar.
b. Kemampuan untuk bekerja secara tekun dan mandiri.
c. Pikiran yang inovatif dan kreatif.
d. Kemampuan untuk memanajemeni dan mengarahkan perubahan.
e. Kapasitas mengorganisasi dan keterampilan.
f. Stamina dan daya tahan.
g. Kemampuan untuk bergaul yang baik dengan orang dari segala tingkatan.

Untuk menjadi seorang wirausaha, harus melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Tahap Eksplorasi (Penjelajahan)
Seseorang di masa akhir remaja sampai akhir usia dua puluhan, membutuhkan kegiatan menjelajah, bereksperimen dan mengambil resiko persisi seperti perusahaan perintis.
b. Tahap Konsolidasi
Pada tahap ini, seseorang butuh menetap dalam suatu rutinitas untuk memantapkan diri anda dan untuk berspesialisasi.
c. Tahap Pembaharuan
Pada tahap ini, seseorang mulai meluaskan cakrawala, dimana seseorang menjadi terlibat dalam pengembangan diri, orang lain atau terhadap produk atau pasar dalam arti seluas-luasnya.
d. Tahap Individualisasi
Seseorang pada tahap ini telah menjadi matang dimana telah menimba dari pusat sejati manusia dan menemukan jati diri sehingga dapat mewujudkan impian-impian masa mudanya.

Kualitas wirausaha sebagian besar bersifat naluriah dan karenanya sulit dibina. Namun melalui tantangan dan dukungan yang sesuai, akan dapat berkembang sebagai wirausaha yang sukses. Sebagai wirausaha tidak akan berkembang, hanya dengan menghadiri kursus pelatihan formal, karena wirausaha lebih butuh dihadapkan dengan tantangan pribadi dan bisnis yang harus diberi respons.

4.2 Peranan Wirausaha
Peranan wirausaha adalah untuk meresapi aktivitas usaha dengan semangat kewirausahaan dan mengubah semangat itu menjadi energi untuk terjun ke dalam pembaharuan-pembaharuan. Beberapa wirausaha mungkin menganggap keseimbangan antara resiko dan keamanan yang ditawarkan oleh perusahaan yang terstruktur secara otonom lebih dapat diterima dibanding bisnis milik sendiri yang tidak dikenali peluangnya untuk mengembangkan usaha baru. Maka para wirausaha tidak tertarik untuk menaiki tangga perusahaan dengan cara konvensional.

4.3 Enam Belas Prinsip Bisnis
Menurut Tao Chu Kung, ada enam belas prinsip bisnis yang harus dipegang oleh wirausaha, yaitu:
a. Rajin dan tekun berusaha, kemalasan akan berakibat petaka.
b. Hemat dalam pengeluaran, pemborosan menggerogoti modal.
c. Ramah kepada semua orang, ketidaksabaran mendatangkan kerugian.
d. Jangan menyia-nyiakan kesempatan, penundaan menghilangkan peluang.
e. Lugas dalam bertransakasi, keraguan membawa pertikaian.
f. Berhati-hati dalam memberi kredit, kemurahan hati yang berlebihan memboroskan
modal.
g. Periksa semua account dengan cermat, kelalaian menghambat rejeki.
h. Bedakan yang baik dari yang jahat, ketidakpedulian melumpuhkan usaha.
i. Kendalikan sediaan dengan sistematis, kecerobohan menciptakan kekacauan.
j. Adil dan tidak pilih terhadap karyawan, prasangka menimbulkan kemalasan.
k. Periksa dengan cermat semua nota pengeluaran dan pemasukan, kealpaan berakibat
kemahalan.
l. Periksa dagangan sebelum diterima, kesembarangan mendatangkan kemalangan.
m. Kaji dengan teliti setiap perjanjian, ingkar menghancurkan kepercayaan.
n. Bijaksana dan jujur dalam usaha, manajemen yang buruk membuka peluang korupsi.
o. Tunjukkan rasa tanggungjawab, sikap tak bertanggungjawab mengundang kesulitan.
p. Bersikap tenang dan penuh percaya diri, sikap nekat menghambat perkembangan.

4.4 Prinsip-prinsip Wirausaha
Banyaknya orang melakukan suatu usaha, maka akan terjadi persaingan yang ketat diantara mereka untuk menjadi wirausahawan yang berhasil. Untuk itu, perlu diterapkan prinsip-prinsip yang tepat dalam berwirausaha agar setiap usaha yang dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) Mengenal potensi diri, (2) Berani menghadapi tantangan, (3) Mental yang tangguh dan berkemauan yang keras, (4) Disiplin diri, (5) Hemat dan cermat, (6) Keterbukaan, (7) Wibawa dan jujur, (8) Percaya diri, (9) Berpegang pada program, (10) Modal kecil hasil besar, (11) Memperhatikan kebutuhan konsumen, (12) Tepat waktu, (13) Memperhatikan keadaan pasar, (14) Bijaksana.

5. Sumber Belajar :Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip Wirausaha.Yogyakarta:Liberty
6. Metode Pembelajaran : Ceramah dan diskusi
7. Evaluasi
a.Apa yang dimaksud dengan wirausaha?
b.Apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha?
c.Tahapan apa sajakah yang harus dilalui oleh seorang wirausaha ?
d.Apakah peranan wirausaha?
e.Sebutkan dan Jelaskan enam belas prinsip bisnis!
f.Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip wirausaha !


PERTEMUAN II
1. Pokok Bahasan : Karakter Wirausaha
2. Sub. Pokok Bahasan :
- Wirausaha Bertindak Berdasarkan Intuisi dan analisis
- Wirausaha Tampil Sebagai Pembaharu
3.Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu memahami karakter wirausaha

4. Materi
4.1 Wirausaha Bertindak Berdasarkan Intuisi dan analisis.

Dalam mengelola perusahaan, seorang wirausahawan tidak lepas dari berbagai/tindakan yang berdasarkan pada pemikiran-pemikiran yang akurat. Dengan satu tindakan yang tepat berarti dapat dikatakan telah menjawab satu tantangan atau lebih yang berisi pemikiran yang cemerlang. Wirausahawan atau interpreneur adalah pengusaha yang mampu melihat peluang mencari dana dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menggarap peluang tersebut. Seorang wirausaha dituntut untuk bertindak berdasarkan atas analisa-analisa dari seluk beluk kegiatan usaha yang akan dilakukan.

Intuisi adalah daya atau kemampuan untuk mengetahui sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari. Intuisi dan daya kreasi berperan lebih dominan, sementara daya analisis tetap ada namun sifatnya laten. Peter Ducker memformulasikan ciri-ciri khusus yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah; (1) bekerja keras, (2) optimistis, (3) berupaya menghasilkan satu cara yang terbaik, (4) dorongan untuk dapat berprestasi, (5) mampu mengorganisasi, (6) bertanggungjawa, (7) orientasi pada uang, (8) orientasi pada imbalan, dan (9) memperhatikan pada kualitas.
Pada tahap eksperimentasi agar pertumbuhan usaha lebih maju, ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu: (1) perencanaan misi dan visi, (2) proyeksi kebutuhan investasi awal, dan (3) penentuan tingkat laba yang layak.

4.2 Wirausaha Tampil Sebagai Pembaharu
Pandangan bisnis modern mengajarkan tentang bagaimana melakukan pembaharuan prinsip-prinsip ekonomi yang sudah sulit untuk dipertahankan lagi. Para usahawan dewasa ini, berbeda pandangan bisnisnya dibandingkan dengan para usahawan generasi terdahulu, perbedaannya terletak dalam bidang gaya hidup, nilai-nilai dan lingkungan, masyarakat yang lebih luas, mereka lebih banyak memperoleh informasi mutakhir, lebih memperhatikan aspek-aspek sosial dan mereka mengharapkan lebih banyak daripada usaha-usaha kerja yang dilakukan. Dengan berbagai peluang yang muncul, wirausaha dapat menjalin hubungan dengan negara lain karena bisa mengekspor produk dalam negeri, yang tentunya membawa pengaruh kedua belah pihak sehingga berkembanglah peluang-peluang lainnya. Seorang wirausaha mempunyai kemampuan lebih dalam mengembangkan kreativitas bisnis, sehingga dimungkinkan untuk selalu dibutuhkan kehadirannya untuk merubah perkapita penduduk Indonesia.

5.Sumber Belajar :Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : Ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a.Bagaimanakah karakter seorang wirausaha?
b.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha bertindak berdasarkan intuisi dan
analisis !
c.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha tampil sebagai pembaharu !



PERTEMUAN III
1.Pokok Bahasan : Strategi Wirausaha
2.Sub. Pokok Bahasan :
- Masalah Membawa Berkah
- Peluang dapat diciptakan
- Pelanggan Seumur Hidup
- Belajar dari Sukses Orang Lain.
3.Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu memahami strategi wirausaha

4. Materi
4.1 Masalah Membawa Berkah

Suatu permasalahan itu, selalu atau pasti mempunyai jalan keluar walaupun serumit apapun masalah tersebut dengan penyelesaiannya akan membawa akibat yang bermanfaat. Dalam usaha atau bisnis seseorang yang merupakan bagian dari kehidupan, tentunya menghadapi masalah dan masalah tersebutpun akan memberi manfaat pada perusahaan sendiri ataupun pada konsumen atau pihak lain.
Cara untuk mengatasi maslah dalam usaha, antara lain: (1) melakukan riset, (2) usaha meningkatkan mutu/kualitas produk, dan (3) usaha meningkatkan promosi.

4.2 Peluang Dapat Diciptakan
Secara umum, peluang diartikan sebagai suatu kesempatan. Sedangkan pengertian peluang dalam usaha adalah sesuatu hal yang dapat dimasuki, atau dengan usaha yang dilakukan dapat diambil keputusan ke arah kemajuan dan pengembangan usaha. Peluang dapat diciptakan di semua bidang. Dalam menghadapi persaingan yang semakin hari semakin ketat, seorang pengusaha harus pandai dan aktif mencari peluang yang ada di pasar. Pasar yang dituju adalah pasar yang merupakan pusat-pusat kemakmuran dan pasar potensial.

Usaha yang dilakukan pengusaha dalam menciptakan peluang usahanya adalah dengan (1) mengenali produknya, (2) produk apa yang perlu dibuat, apa manfaatnya, (3) merk kemasan, label apa yang akan digunakan untuk setiap produk, dan (4) apa tujuan corak desain sebuah produk dan berapa banyak produk yang akan dibuat. Hal-hal tersebut harus dikaitkan dengan 4 ramuan pemasaran, yaitu; product/produksi, price/harga, place/tempat, promotion/promosi.

Agar perusahaan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya selain memperhatikan hal-hal di atas, maka produsen harus memperhatikan produk apa yang sedang ngetren juga dalam menyeleksi pasar sasaran harus melakukan perkiraan kuantitatif dari ukuran volume penjualan pasar untuk produk atau jasa yang laris.
Sebab-sebab kegagalan perusahaan dalam memasuki peluang usaha yang ada, adalah: (1) kurang ulet dan lekas putus asa, (2) kurang tekun dan kurang teliti, (3) kurang inisiatif dan kreatif, (4) tidak jujur dan tidak tepat, (5) kekeliruan dalam lapangan usaha, (6) mengambil kredit tanpa pertimbangan masak-masak, (7) kurangnya riset pemasaran dan kurang tanggap terhadap sistem informasi pemasaran,diantaranya menganggap remeh terhadap pesaing-pesaingnya sehingga produknya tidak laku, dan (8) tidak lakunya produk karena terlalu percaya diri, menganggap produknya yang terbaik .
4.3 Pelanggan Seumur Hidup
Pada umumnya orang berfikir bahwa produknya dijual lebih murah agar mendapatkan pelanggan yang banyak. Sebenarnya bukan itu yang dipikirkan oleh pelanggan. Memang setiap orang ingin membeli barang dengan harga murah, tetapi harga bukanlah satu-satunya alasan mengapa orang memutuskan untuk membeli suatu barang. Disamping harga, wirausaha harus bisa memanfaatkan iven-iven tertentu yang biasanya diabaikan oleh produsen. Misalnya, bila pada hari libur toko lain tutup, maka keadaan ini bisa dimanfaatkan untuk tetap membuka toko. Konsumen akan cenderung membeli di toko yang buka dan tidak menutup kemungkinan akan datang lagi untuk hari-hari berikutnya.

Cara-cara yang bisa ditempuh oleh produsen agar memperoleh konsumen dan lab yang lebih banyak, adalah :
a.Menanyakan kepada pelanggan, apa saja kebutuhan mereka.
- Berikan kesempatan kepada konsumen untuk melihat-lihat barang terlebih dahulu,
kemudian tanyakan dengan sopan apa yang dibutuhkannya.
- Jika pelanggan meminta bantuan, usahakan untuk membantu, bahkan seandainya barang
yang dibuthkan tidak tersedia, usahakan untuk tetap membantu mencarikannya meski
dengan keuntungan yang hanya sedikit.
b.Berikan pelayanan yang baik setiap kali.
- Bentuklah sistem bukan sekedar senyuman. Langkah-langkahnya, antara lain: (1)
dalam penerimaan pegawai, utamakan orang-orang yang mau bekerja keras, (2)
Penataan ruang usaha yang seindah, serapi, senyaman mungkin bagi para pelanggan,
dan (3) membuat inventarisasi barang yang tersedia sehingga memudahkan pelayanan.
- Jangan segan-segan memecat para pekerja yang tidak memperhatikan kepuasan
pelayanan bagi para pelanggan.
c.Cara mengurus pelanggan atau karyawan.
Ucapan terimakasih kepada konsumen dan karyawan sangat penting dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, harus dilakukan oleh pemimpin perusahaan itu sendiri.
d.Kepemimpinan adalah unjuk kerja
e.Kesan itu penting
g.Menciptakan produk yang mudah dijual
h.Pinjam, pinjam, pinjam
i.Bisnis sendiri adalah isi iklan bisnis sendiri.
j.Berpikirlah bahwa pelanggan akan datang kembali.

4.4 Belajar dari sukses orang lain
Pengalaman sendiri tidak memberikan kemajuan yang cukup banyak oleh karena itu, wirausahawan harus banyak belajar dari pengalaman pendahulu-pendahulunya yang sudah sukses dalam usaha. Pengalaman-pengalaman itu bisa ditulis dalam bentuk buku, misalnya pembukuan dan keuangan. Ada enam kiat yang dapat membangun mental dan kepribadian wirausahawan, yaitu: (1) kemauan yang keras, (2) keyakinan kuat atas kekuatan sendiri, (3) kejujuran dan tanggungjawab, (4) ketahanan fisik dan mental, (5) ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras, dan (6) pemikiran yang konstruktif dan kreatif.

5.Sumber Belajar: Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a. Masalah membawa berkah, mengapa demikian? Jelaskan!
b. Dalam wirausaha, peluang dapat diciptakan. Bagaimanakah caranya menciptakan
peluang dalam usaha?
c. Bagaimana cara seorang pengusaha agar mempunyai pelanggan seumur hidup?
d. Bagaimana caranya agar tetap menjadi wirausaha yang sukses?


PERTEMUAN IV

1.Pokok Bahasan : Landasan Kepemimpinan Wirausaha
2.Sub. Pokok Bahasan :
- Tanggung Jawab wirausaha
- Tipe-tipe Kepemimpinan
- Ajaran Kepemimpinan Menjadi Landasan Wirausaha
3.Tujuan Pembelajaran Khusus:Mahasiswa mampu memahami landasan kepemimpinan wirausaha

4. Materi
4.1 Tanggung Jawab Wirausaha

Seorang wirausaha pada dasarnya adalah seorang pemimpin usaha, keberhasilan untuk memimpin usaha sangat tergantung seberapa besar tanggungjawabnya dalam usaha yang merealisasi impiannya. Wirausaha bukan hanya dapat memberi perintah kepada orang lain, tetapi bila kegiatan yang dirancangnya tidak berjalan semestinya, wirausahawan mampu mengatasi dengan baik. Yang temasuk tanggungjawab dari seorang wirausaha adalah menggerakkan dan memimpin pelaksanaan kegiatan organisasi bisnis. Jika keputusan telah diambil untuk melaksanakan tugasnya, maka keputusan-keputusan itu harus menjadi tindakan-tindakan yang praktis, yaitu antara lain menetapkan tugas, menunjukkan tugas dan memberikan tugas. Tugas-tugas dapat diperinci secara jelas dan orang-orang diserahi tanggung jawab terhadapnya, sehingga mutu dari penyelenggaraan kerja akan lebih mudah dikendalikan. Untuk dapat menjalankan tugas secara efektif, perlu adanya persamaan pandangan antara pemberi perintah dan penerima perintah. Cara untuk menjamin adanya kesatuan kebijaksanaan dan pelaksanaan pada delegasi akan diberikan beberapa situasi yang memungkinkan.

4.2 Tipe-tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan seorang wirausaha tercermin dari penampilan sampai dengan realisasi ide/gagasan. Tipe kepemimpinan pada umumnya dipengaruhi oleh bakat dan pembawaan seseorang serta lingkungannya, yang terbagi menjadi:
a.Tipe Otokratis
Tipe otokratis adalah seorang pemimpin yang: (1) menganggap organisasi sebagai milik pribadi, (2) mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, (3) menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, (4) tak mau menerima kritik, saran da pendapat, (5) tergantung pada kekuasaan formal, dan (6) menggerakkan bawahan dengan paksaan.
b.Tipe Militeristik
Tipe militeristik adalah seorang pemimpin yang: (1) menuntut disiplin yang tinggi dan baku dari bawahan, (2) senang pada formalitas, dan (3) sistem perintah untuk menggerakkan bawahan.
c.Tipe Paternalistik
Tipe paternalistik yaitu seorang pemimpin yang: (1) menganggap bawahan belum dewasa, (2) sering bersikap mahatahu, dan (3) jarang memberi kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan dan inisiatif maupun mengembangkan kreatifitas.
d.Tipe Demokratis
Tipe demokratis adalah seorang pemimpin yang: (1) ada kebebasan tanpa pengendalian, (2) pimpinan tidak mengendalikan bawahan sepenuhnya, (3) segala sesuatu dipercayakan pada bawahan, dan (4) pimpinan kurang bertanggungjawab pada kelompoknya.
e.Tipe Liberalistik
Tipe liberalistik adalah pimpinan yang: (1) ada kebebasan tanpa pengendalian, (2) pimpinan tidak mengendalikan bawahan sepenuhnya, (3) segala sesuatu dipercayakan pada bawahan, dan (4) pimpinan kurang bertanggungjawab pada kelompoknya.

4.3 Ajaran Kepemimpinan Menjadi Landasan wirausaha
Ajaran kepemimpinan seorang wirausaha, sebagai berikut:
a.Ajaran kepemimpinan Hasta Brata (Makutoromo)
b.Ajaran kepemimpinan Pancasila
c.Ajaran kepemimpinan Ronggowarsito
d.Ajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro

5.Sumber Belajar:Tarmudji,Tarsis.1996.Prinsip-prinsip Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a.Bagaimanakah tanggungjawab seorang wirausaha?
b.Jelaskan tipe-tipe kepemimpinan yang dimiliki wirausaha?
c.Mengapa ajaran kepemimpinan menjadi landasan wirausaha?


PERTEMUAN V
TES MID SEMESTER


1.Apa yang dimaksud dengan wirausaha?
2.Apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha?
3.Tahapan apa sajakah yang harus dilalui oleh seorang wirausaha ?
4.Apakah peranan wirausaha?
5.Sebutkan dan Jelaskan enam belas prinsip bisnis!
6.Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip wirausaha !
7.Bagaimanakah karakter seorang wirausaha?
8.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha bertindak berdasarkan intuisi dan
analisis !
9.Jelaskan apa yang dimaksud dengan wirausaha tampil sebagai pembaharu
10.Masalah membawa berkah, mengapa demikian? Jelaskan!
11.Dalam wirausaha, peluang dapat diciptakan. Bagaimanakah caranya menciptakan
peluang dalam usaha?
12.Bagaimana cara seorang pengusaha agar mempunyai pelanggan seumur hidup?
13.Bagaimana caranya agar tetap menjadi wirausaha yang sukses?
14.Bagaimanakah tanggungjawab seorang wirausaha?
15.Jelaskan tipe-tipe kepemimpinan yang dimiliki wirausaha?
16.Mengapa ajaran kepemimpinan menjadi landasan wirausaha?


PERTEMUAN VI
1.Pokok Bahasan : Kemitraan Dalam Bisnis
2.Sub. Pokok Bahasan:
- Lima Jenis Kelompok Bisnis
- Hidup dan Bekerja Bersama
- Mengurangi Kesenjangan Industri
3. Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu memahmi kemitraan dalam bisnis.

4. Materi
4.1 Lima Jenis Kelompok Bisnis

Yuri Sato, staf peneliti Institut Pengembangan Ekonomi Tokyo, menggolongkan kelompok bisnis di indonesia ke dalam lima jenis, yaitu:
a.Comprehensive businnes group
Diversifikasi usahanya sangat luas, meliputi sektor keuangan, industri, perdagangan. Contoh: BCA.
b.Financial business group
Berangkat dari sektor keuangan, lalu melakukan diversivikasi ke sektor-sektor lain. Contoh: Lippo, Panin.
c.Multi-industrial business group
Bertumpu pada sektor manufakturing dengan rupa-rupa industri, tetapi lemah di sektor keuangan. Ada yang berdiversifikasi dalam sektor non industri, misal: Astra, Kedaung. Ada yang berdiversifikasi dalam sektor non industri.
d.Non industrial business group
Didasarkan atas sektor non industri seperti pengangkutan, konstruksi, real estate, perdagangan eceran, percetakan, jasa-jasa lain dan diversifikasi ke sektor-sektor lain.

4.2 Hidup dan Bekerja Bersama
Kegiatan industri akan berarti bila dapat dukungan dari masyarakat dan produk tersebut dibutuhkan oleh masyarakat. Kelompok wirausaha berperan penting dalam kerangka perkembangan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Maka diperlukan adanya berbagai standarisasi yang dapat membantu aktivitas usaha agar berkembang dengan ukuran yang seobyektif mungkin.

4.3 Mengurangi Kesenjangan Industri
Kesenjangan industri, bukan kondisi yang diinginkan oleh semua pihak, namun kenyataan itu selalu terjadi akibat berbagai kondisi dan kepentingan mekanisme pasar, sehingga mewarnai struktur ekonomi yang ada. Pergeseran struktur ekonomi yang ada di Indonesia akhir-akhir ini justru sangat diwarnai oleh meningkatnya peranan sektor industri, walaupun sektor-sektor lain juga mengalami pertumbuhan namun cenderung lambat.

Keterbelakangan industri kecil pada umumnya dapat dikenali dengan mudah karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang memiliki perencanaan usaha.
b.Tenaga kerja terbatas kemampuannya
c.Sistem akuntasi kurang baik, kadang-kadang tidak memiliki sama sekali.
d.Kemampuan pemasaran yang sangat terbatas.
e.Marjin keuntungan sangat tipis, karena skala ekonomi terlalu kecil sehingga
sukar menekan biaya.

5.Sumber Belajar: Tarmudji,Tarsis.1996.Prinsip-prinsip Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran : ceramah dan diskusi
7.Evaluasi :
a. Sebutkan dan jelaskan lima jenis kelompok bisnis !
b. Bagaimanakah cara mengatasi kesenjangan industri?
c. Sebutkan dan jelaskan apa saja penyebab, keterbelakangan industri kecil!


PERTEMUAN VII
1.Pokok Bahasan : Bisnis yang Bermoral
2.Sub. Pokok Bahasan :
- Membangun Kepercayaan
- Antara Hukum dan Mekanisme Pasar
- Menghormati Martabat Manusia
3.Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa mampu memahami bisnis yang bermoral

4. Materi
4.1 Membangun Kepercayaan Masyarakat

Dalam ekonomi ada tiga pertanyaan yang mendasar yaitu: what, how, dan for whom. What, apa yang akan diproduksi, pasar yang menentukan. How, bagaimana memproduksi barang tersebut, hal itu berhubungan dengan skala teknologi, padat karya atau padat modal. For whom, untuk siapa dijual, juga pasar yang menentukan. Nilai dasar yang dianut oleh masyarakat bisnis adalah kesejahteraan dan penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan barang dan jasa yang baik, untuk memenuhi kebutuhan konsumen, tenaga kerja dan pemilik usaha dengan jalan membagi kesejahteraan yang diperolehnya dari proses pemenuhan kebutuhan konsumen, yang dilandasi kejujuran dan keterbukaan.
Kepercayaan masyarakat sangat diperlukan bila setiap usaha menginginkan kelestariannya dan kelestarian merupakan landasan untuk mengembangkan usaha yang lebih berdaya guna. Wirausahawan diisyaratkan untuk membangun kepercayaan masyarakat dengan menggunakan cara pemakaian sumber daya secara hati-hati, terencana, dan efektif, menerapkan persaingan bebas dan terbuka, mengembangkan teknologi produksi, pemasaran dan komunikasi yang lebih baik.

4.2 Antara Hukum dan Mekanisme Pasar
Dalam rangka menghindari fiksi perdagangan, menciptakan perdagangan yang lebih bebas, menciptakan persaingan yang sehat dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak, maka wirausaha diminta untk memperhatikan berbagai aturan yang berlaku, lebih jauh lagi ditekankan bahwa setiap bentuk perilaku yang tidak wajar, selain konsekuensi hukum, akan membawa berbagai konsekuensi baik maupun buruk. Dengan demikian, diperlukan kesungguhan untuk memahami mekanisme pasar seutuhnya, kemudian menata dengan aturan main yang sesuai dengan perkembangan perdagangan modern, sehingga dunia usaha harus dapat mendukung apa yang dimaksud sebagai perdagangan bebas dunia, yang diterapkan oleh World Trade Organization (WTO).

4.3 Menghormati Martabat Manusia
Tanggungjawab yang terkandung dalam kebijakan dan tindakan wirausaha antara lain adalah penghormatan terhadap martabat manusia, termasuk komitmen untuk membagi kesejahteraan bersama secara proporsional merupakan nilai moral dasar yang harus diakui dalam komunitas umat manusia. Berdasarkan alasan-alasan tersebut dan karena aktifitas usaha merupakan alat yang memiliki kekuatan perubahan sosial, maka diperlukan sikap orang yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan yang membawa keberhasilan bersama. Para wirausahawan juga harus memperhatikan isu-isu penting seperti hak asasi manusia, pendidikan kesejahteraan dan optimalisasi kegiatan produksi yang dilaksanakan. Selain itu, diisyaratkan juga untuk membangun kesejahteraan ekonomi dunia, selain kesejahteraan sosial ekonomi negara yang bersangkutan. Hal tersebut dapat menggunakan cara pemakaian sumber daya yang hati-hati, pengembangan inovasi terhadap produksi, pemasaran dan komunikasi yang lebih baik.

5.Sumber Belajar: Tarmudji, Tarsis.1996.Prinsip-prinsip Wirausaha.Yogyakarta: Liberty
6.Metode Pembelajaran ;ceramah dan diskusi
7.Evaluasi
a. Bagaimanakah membentuk bisnis yang bermoral? Jelaskan!


PERTEMUAN VIII - X

1.Pokok Bahasan ; Resep Berwirausaha
2.Sub. Pokok Bahasan:
- Resep Mendapatkan Bisnis
- Resep Membuka usaha baru
- Resep Memilih Bisnis Waralaba
- Resep Memilih MLM
- Resep Mengembangkan Bisnis MLM
- Resep Mengelola Usaha Balita
- Resep Sukses Agen Asuransi
- Resep Menyulap Pelanggan
- Resep Membangun Website Bisnis
3.Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa mampu memahami resep berwirausaha

4. Materi
4.1 Resep Mendapatkan Bisnis Sampingan

Ada 15 cara untuk mendapatkan bisnis sampingan, yaitu: (1) Modal Penampilan, (2) Manfaatkan Bakat, (3) Bisniskan Hobi, (4) Standar kualitas, (5) Standar Tarif, (6) Semua Profesi Berpotensi, (7) Promosikan Langsung, (8) Kartu nama Bisnis, (9) Mintalah referensi, (10) Menu Bicara, (11) Problem Solver, (12) Pialang, (13) Kolektor Kartu Nama, (14) Mendatangi Pameran, dan (15) Lakukan Sekarang Juga.

4.2 Resep Membuka Usaha Baru
Ada 15 cara untuk membuka usaha baru, yaitu: (1) melayani kebutuhan, (2) menjual eceran, (3) menjual penemuan, (4) duplikasi usaha, (5) jual keterampilan, (6) usaha pelatihan, (7) usaha keagenan, (8) barang koleksi, (9) buka kantor usaha, (10) bisnis DS/MLM, (11) beli waralaba, (12) beli usaha prospektif, (13) beli usaha sekarat, (14) buka lokasi, dan (15) usaha bersama.

4.3 Resep Memilih Bisnis Waralaba
Ada 10 resep dalam memilih usaha, yaitu: (1) mengenali kekuatan, (2) analisis tren pasar, (3) prospek dan penerimaan, (4) meneliti proposal, (5) proyeksi keuntungan, (6) tenaga kerja, (7) keuangan dan dukungan, (8) lokasi, (9) popularitas, dan (10) kunjungi kantor.

4.4 Resep Memilih MLM
Ada 12 resep memilih MLM, yaitu: (1) memiliki IUPB, (2) anggota APLI, (3) meneliti perusahaan, (4) mendatangi seminar, (5) marketing plan, (6) memilih produk, (7) harga produk, (8) jaminan kepuasan, (9) pelatihan, (10) memilih Upline, (11) jenjang karier, dan (12) recognition.

4.5 Resep Mengembangkan Bisnis MLM
Ada 19 cara untuk mengembangkan bisnis MLM, yaitu: (1) katalog dan produk, (2) alih konsumsi, (3) orang terdekat, (4) tanpa beban, (5) Saya dari..., (6) membantu prospek, (7) kenalan baru, (8) alat bantu, (9) tempat strategis, (10) hari istimewa, (11) manfaatkan internet, (12) buku catatan, (13) aktif, (14) duplikasi keberhasilan, (15) melahirkan leader, (16) konsistensi dan daya tahan, (17) fokus, (18) banyak belajar, dan (19) keyakinan.

4.6 Resep Mengelola Usaha Balita
15 resep mengelola usaha balita, yaitu:, (1) rencana bisnis, (2) mencari modal, (3) amankan modal, (4) potong biaya, (5) tunai, (6) kepuasan pelanggan, (7) koneksi, (8) iklan dan promosi, (9) ekspo bisnis, (10) jadilah PR, (11) Website bisnis, (12) bentuklah sistem, (13) fleksibel, (14) miliki modal bisnis, dan (15) antisipasi resiko.

4.7 Resep Sukses Agen Asuransi
Ada 15 resep sukses agen asuransi, yaitu (1) tidak memiliki takut, (2) kesan menawan, (3) keakraban, (4) humor, (5) data pribadi, (6) tepat waktu, (7) tidak wajib beli, (8) prsentasi sederhana, (9) siap solusi, (10) tempat bertemu, (11) percaya diri, (12) servis terbaik, (13) purna jual, (14) keluarga, dan (15) tanggungjawab.

4.8 Resep Menyulap Pelanggan Menjadi Agen Penjualan
Ada 10 resep menulap pelanggan menjadi agen penjualan, yaitu: (1) excellent produk, (2) miliki merk, (3) komisi order, (4) diskon dan voucer, (5) hadiah produk, (6) suvenir khusus, (7) Alat pemesanan, (8) biaya promosi, (9) excellent service, dan (10) sistem sederhana.

4.9 Resep Membangun Website Bisnis
Ada 19 resep membangun website bisnis, yaitu: (1) menentukan anggaran, (2) tambahkan isi dan fasilitas, (3) sistem pembayaran online, (4) privacy policy, (5) approval, (6) promosi URL, (7) terdaftar di mesin pencari, (8) barter link, (9) barter barnner, (10) program afiliasi, (11) mengikat pengunjung, (12) newsletter, (13) tanggap pada konsumen, (14) analisis aktivitas, (15) membangun komunitas, (16) membership, (17) media interaktif, (18) mengglobal, dan (19) aspek legal.

5.Sumber Belajar:Zaques, Edy.2004.Resep Cespleng Ber-wirausaha: 130 Kiat Jitu Melipatgandakan Penghasilan Dengan Modal Seadanya.Yogyakarta: Gradien Books.
6.Metode Pembelajaran ; diskusi dan ceramah
7.Evaluasi
a.Sebutkan resep mendapatkan bisnis!
b.Sebutkan resep membuka usaha baru!
c.Sebutkan resep memilih bisnis waralaba!
d.Sebutkan resep memilih MLM !
e.Sebutkan resep mengembangkan bisnis MLM!
g.Sebutkan resep mengelola usaha balita!
h.Sebutkan resep sukses agen asuransi !
i.Sebutkan resep menyulap pelanggan menjadi agen penjualan!
j.Sebutkan resep membangun Website bisnis!


PERTEMUAN XI

1.Pokok Bahasan : Wirausaha baru
2.Sub. Pokok Bahasan : Cara membuka usaha baru
3.Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa mampu memahami cara-cara membuka usaha baru
4.Materi ; berdasarkan materi lapangan
5.Sumber Belajar : wirausaha yang sudah berjalan
6.Metode Pembelajaran : diskusi dan demonstrasi


PERTEMUAN XII

1.Pokok Bahasan : Bisniss Plan
2.Sub. Pokok Bahasan : Rencana membuka usaha baru
3.Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu merencanakan dan mempraktekan usaha baru di lingkungan kampus.
4.Materi : membuat rencana usaha berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan
5.Sumber Belajar : wirausaha yang sudah berjalan
6.Metode Pembelajaran : demonstrasi


PERTEMUAN XIII
TES SEMESTER

1 komentar:

Indra Murgianto mengatakan...

waduh hatur nuhun pisan katampi artikelna..mudah2n tiasa di implementasikeun ku abdi d sakola,kanggo bahan reperensi..

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com